Kemunduran Umat Islam: Why?
Oleh: Jousairi Hasbullah
Mungkinkan konsep khilafah seperti masa lalu bisa ditegakkan kembali? Dalam pandangan saya, eranya sudah sangat beda ya. Beda dengan masa2 kegemilangan khilafah di masa lalu. Mulai dari masa Khulafaur Rasyidin, sampai masa kegemilangan Otoman, kesadaran nasionalisme belum sekuat saat ini. Kesadaran akan Nation State di dunia ketiga baru muncul di awal di awal abad ke 20. Saat ini, gelombang nasionalisme itu bgt dahsyatnya..dan sangat tipis kemungkinan untuk membangkitkan kembali konsep khilafah seperti pada masa jaya nya. Kecuali, entah, kalau konsep khilafah dalam bentuk yg lain..Dalam artian tetap Nation State, tetap Pancasila..tetap NKRI. Hanya nilai-nilai Islaminya yang membentuk Khilafah. Entahlah.
Semua negara termasuk Timur Tengah, Turki dan 57 Negara-negara OKI saat ini sangat menentang konsep khilafah. Mau memaksakan seperti ISIS? Pasti ujung2nya adalah kehancuran. Perang habis2an..Semua hancur. Apalagi kalau tegaknya khilafah hanya atas dasar menggerakkan emosi umat tanpa konsep sosial, ekonomi, dan pembangunan yg brilyan, operasional dan scientific. Untuk Kejayaan Islam hari ini dan ke depan: khilafah sepertinya bukan solusi.
Tentang kemunduran Islam yg kita rasakan sampai saat ini, dalam pemahaman saya terkait dua hal utama.
Pertama, terkait penaklukan Andalusia. Inilah awal kehancuran umat. Segera setelah jatuhnya Andalus di tangan raja Ferdinan dan Isabella, Spanyol dan Portugis dg semangat Reconquistadores menghancurkan pusat2 peradaban Islam: di India, Malaka dan di berbagai tempat. Kerajaan Islam di daerah2 pantai yg kuat dalam PIKIR dan Zikir takluk. Diikuti oleh penjajahan oleh negara2 Barat lainnya. Peradaban Islam betul2 hancur.
Apa yg tersisa? Lebih ke ritual-ritual dan berbaur dg mistik, tahayul dan hal2 yg menjauhkan umat dari kemajuan peradaban.
Kedua..Kemuduran peradaban Islam tak terpisahkan dari "shifting paradigm of thought"..dan ini memang masih diberdebatkan sampai saat ini. Banyak kalangan yg berpendapat bahwa ajaran dan pemikiran keagamaan Al Ghazali lah yg mereduksi orientasi science yg telah dg perkasa diusung oleh Ibnu Sina, Alfarabi dkk dari generasi sebelum AlGhazali. Alghazali dalam karyanya Tahafut al Falasifah menyerang dan mengecam habis2an para pendahulunya tersebut yg Beliau tuding sebagai terlalalu Aristotelian. Terlalu logika dan mengesampingkan wahyu Tuhan. Tiga area besar perdebatan terutama terkait keabadian alam, Tuhan dan urusan-Nya dengan hal2 yg partikular, dan Kebangkitan jasmani setelah mati ( terlalu panjang kalau mau diuraikan di sini)
Ibnu Rusyid yg lbh condong membela ibnu Sina dan Alfarabi menyerang frontal pemikiran dalam Tahafut al Falasifahnya Ghazali dg karyanya yg sangat mentereng yaitu Tahafut al Tahafut (incoherence of the incoherence) Ibnu Rusyd menginginkan umat kembali ke pemikiran-pemikiran besar Science dan filsafat bersamaan dengan/tanpa mengabaikan hal-hal yg berdimensi teologis. Seperti yg telah diperbuat oleh AlFarabi. Tidak ada konplik antara science, fiksafat dan teologis. Ketiganya beriringan. Alfarabi seorang teolog, seorang filosof dan seorang fisikawan.
Akan tetapi pengaruh AlGhazali sudah begitu mengakar yg dianggap menafikan kekuatan Science, menapikan kekuatan akal, logika dan method scientific.
Efek penaklukan Recunquistadores dan shifting paradigm pengaruh Ghazali ini yg oleh banyak pihak dianggap sebagai sebab-sebab utama kemunduran peradaban science-nya Umat..dan jalan di tempatnya kemajuan Ilmu Pengetahuan umat Islam.
Wallohua'lam bissowab.
(Jousairi hasbullah)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Al Ghazali dan Kemunduran Umat
Tentang Al Ghazali Oleh: Jousairi Hasbullah Tentang kemunduran Islam yg kita rasakan sampai saat ini, dalam pemahaman saya terkait dua h...
-
Hati-hati dengan Usulan Lockdown terkait Virus Corona. (Jousairi Hasbullah) Beberapa pihak menginginkan pemerintah RI melaksanakan kebij...
-
Terbit Tahun 2006, MR United Press. Buku ini mengupas tentang bagaimana social capital mempengaruhi masa depan bangsa.
-
Jousairi Hasbullah: Auguste Comte 1838, Herbert Spencer 1850, and Karl Marx are founding generation of sociology. Modern sociologist can n...
No comments:
Post a Comment