Monday, May 25, 2020

Impor Sayuran, Buah, Garam Dll

Impor Sayuran, Buah, Garam, Dll
Oleh: Jousairi Hasbullah

Faisal mengutip data BPS. Mencengangkan. Dia bilang. Untuk sayur saja kita impor 11.5 Trilyun rupiah. Itu data selama tahun 2019. Kurs yg digunakan Faisal mungkin ketinggian. Karena nilai dalam US $ nya sebesar US$ 770.14 juta. Tetapi bagaimanapun. Nilai itu fantastis.

Benar. Dari dulu kita sering persoalkan. Kok sayur saja harus impor dengan nilai yg sangat besar. Faisal tidak mengurai asal barang. Ini saya kasih tau. Dari nilai impor sayur yg dikutip Faisal tersebut, 76 persennya atau senilai 8.2 triyun rupiah ( tergantung kurs), diimpor dari China. Luar biasa memang. Belanja sayur dari China sampe segitunya.
Aneh lagi senilai Rp 350 milyar selama 2019 kita beli sayur dari negeri gurun Ethiopia. Senilai Rp 322 milyar beli sayur dari India.

Anda akan terpesona.
Dari data BPS yg saya kutip, impor buah-buahan tak kalah "remarkable". Dengan kurs Rp 14 ribu saja, nilai impor buah tersebut sebesar Rp 21 trilyun selama tahun 2019 ( baca lagi: 21 triyun rupiah) dan senilai 11.4 triyun diimpor dari China; Dari Thailand senilai 2 trilyun rupiah.
Belum puas? Selama tahun 2019, tembakau pun kita impor (senilai 8.1 triyun rupiah) dan China cukup dominan yaitu senilai 2,6 triyun rupiah.
Kedelai? Lebih fantastik. Sebesar 15 triyun kita keluarkan untuk belanja kedelai. Dominasinya yaitu sekitar 95 persen atau 14 triyun rupiah, impor kedelai dari Amerika.
Garam? Kita impor senilai 1,3 triyun. Sekitar 95 persennya dari Australia.
Ini Indonesia negeri subur makmur gemah ripah lohjinawi..tongkat kayu jadi tanaman kenapa begini ya. Nggak masuk akal memang.

Pak Jokowi, saya tau, sudah sangat prihatin dengan situasi ini. Tetapi kok masih terjadi? Perlu diteliti. Tangan apa dan siapa yang sangat kuat mencengkeram, agar kita terus impor. Sementara produksi petani di tanah subur ini, sangat tersendat. Perlu langkah-langkah yg sangat konkrit dan revolusioner.
JSH
Senin 25 Mai 2020.

2 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Kasian petani kita. Punya produk tp sulit dipasarkan atau harga murah akibat serbuan brg impor. Urusan impor telah dikuasai mafia krn mereka memetik keuntungan yg besar. Pemerintah hrs serius mengatasi ini. Jgn setengah setengah.

    ReplyDelete

Al Ghazali dan Kemunduran Umat

 Tentang Al Ghazali Oleh: Jousairi Hasbullah Tentang kemunduran Islam yg kita rasakan sampai saat ini, dalam pemahaman saya terkait dua h...