Covid19:
Membangun Peradaban Baru
Oleh: Jousairi Hasbullah
Raja Saudi menutup Masjidil Haram. Masjid Nabawi. Ulama Al Azhar teriak: tutup. Tutup tempat ibadahmu. Paus menutup Vatican. Seluruh dunia mengikuti. Ada ulama-ulama bernalar sempit di Africa dan Asia Selatan yg ngeyel tapi kemudian gagap sendiri. Mereka baru sadar bahwa ulama-ulama terkemuka dunia mulai gregetan melihat ketololan sempurna mereka. Lalu ulama-ulama besar dunia trrsebut mengajarkan penggunaan akal sehat anugerah Alloh. Menggantikan paham yg menyebut bahwa kalau mau mati ya mati. Mati di tangan Alloh. Taglig.
Kaum taglig ini, mempersonifikasikan Alloh seperti manusia yg bawa pentungan. Kalau si A sore ini harus mati ya pentung. Mati. Padahal yg takdir ketentuan Alloh itu adalah hasil dari ikhtiar manusia. The end result-nya adalah takdir.
Maka Umar bin khottab mengurungkan niatnya memasuki Damaskus yg sedang terserang wabah. Umar mencari takdir yang lain. Umar tidak mengatakan saya berani maju. Urusan mati ditangan Tuhan. Nabi Muhammad melarang orang yg berpenyakit kusta mendekati Beliau. Nabi tidak mengatakan: " Sini. Urusan mati itu di tangan Tuhan"..tetapi justru Nabi menghindar agar takdirnya selamat dari tertular penyakit kusta.
Covid19 menghentak dan menyadarkan semua orang. Menggugat dakwah-dakwah yg biasa kita dengar bahwa urusan mati sudah given. Takut lah kepada Alloh. Jangan takut pada korona. Justru yang benar kita takut dan menghindari korona karena Nabi mengajarkan agar kita tidak menabrak bahaya.
Covid19 harus menjadi titik tolak perubahan mendasar peradaban ummat. Harus muncul masa pencerahan baru.
Renaisance baru. Mengembangkan gerakan budaya yang lebih rasional. Diikuti oleh gerakan Aufklärung baru. Manusia yang fact-based. Evidence-based. Manusia berakal, berkarya dengan capaian yang mengagumkan.
Tahapan ini pun harus bergandeng dengan Positivisme Logis atau disebut sebagai Empirisme Logis, mirip gerakan filosofis yang muncul di Wina pada 1920-an. Postulasinya bahwa pengetahuan ilmiah adalah satu-satunya jenis pengetahuan faktual ( fact based). Seyogyanya semua doktrin metafisik tradisional yang hanya membawa pada kebodohan, keterbelakangan dan bertentangan dengan kehendak Alloh itu sendiri: harus disingkirkan
Covid19 semoga membawa kita ke peradaban baru yg rasional dan dengan iman yg lebih merefleksikan insan yang berkualitas. Agama dengan akal sehat terus berkembang menopang berkembangnya PERADABAN BARU INDONESIA.
Bandung 17 April 2020
Jousairi Hadbullah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Al Ghazali dan Kemunduran Umat
Tentang Al Ghazali Oleh: Jousairi Hasbullah Tentang kemunduran Islam yg kita rasakan sampai saat ini, dalam pemahaman saya terkait dua h...
-
Hati-hati dengan Usulan Lockdown terkait Virus Corona. (Jousairi Hasbullah) Beberapa pihak menginginkan pemerintah RI melaksanakan kebij...
-
Terbit Tahun 2006, MR United Press. Buku ini mengupas tentang bagaimana social capital mempengaruhi masa depan bangsa.
-
Jousairi Hasbullah: Auguste Comte 1838, Herbert Spencer 1850, and Karl Marx are founding generation of sociology. Modern sociologist can n...
No comments:
Post a Comment